Reuni 212 Berjalan Tertib, Kenapa Umat Islam Dituduh Radikal!
INSTINGJURNALIS.com, JAKARTA - Reuni Alumni 212 sebagai symbol perlawanan terhadap penistaan agama berjalan dengan tertib, bersih dan aman, kegiatan ini mementahkan prediksi pengamat dan tokoh pendukung Jokowi yang berkomentar sebelum acara dilaksanakan.
Dalam kegiatan tersebut para peserta aksi Reuni Alumni 212 saling mengingatkan jika ada hal-hal yang dianggap tidak beretika, seperti menginjak tanaman ditaman dan membuang sampah sembarangan termpat.
Selain itu kegiatan berbagi makanan juga menjadi bagian ajang berbagi, dan bersilaturahim sesama masyarakat Indonesia tanpa melihat latar belakang agama, terbukti tokoh-tokoh agama lain turut hadir sebagai tamu kehormatan pada acara tersebut.
Lalu kenapa mereka yang berapa pada pendukung Jokowi banyak yang meneriakkan radikalisme bahkan mencoba membuat Frame kegiatan ini sebagai bentuk Islam radikal.
Framing bahwa umat Islam radikal adalah tidak berdasar, bahkan pendukung penista agama pada pemilihan Gubernur di DKI Jakarta masih getol membuat issu yang seolah mendiskreditkan ummat islam.
Pahalah kalau kita melihat Jalannya Reuni 212 yang berlangsung tertib dan damai membawa pesan bahwa cap radikal yang disematkan kepada umat Islam tidak benar.
Penulis bisa melihat semangat persaudaraan ketertiban ada rasa bahwa menjadi muslim itu tidak berarti harus mendorong kekerasan. umat Islam di Indonesia adalah muslim yang tertib dan cinta damai.
"kita semua patut berbangga lihat jutaan rakyat Indonesia, jutaan umat Islam hadir di Jakarta tapi tetap tertib. muslim di Indonesia adalah muslim yang cinta damai, toleran dan menghargai perbedaan.
Penulis : Usman Al-Khair Larampeng Direktur Institute Larampeng