TSMpGUd8BUMoGUMoTSO6TSM7Ti==

Kenapa Mesti Andi Seto? Ini Kata Tokoh Masyarakat Pedesaan

Tokoh masyarakat Desa Bulutellue Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai, Syamsuddin kembali merefresh diri dan berfikir, bagaimana bisa mewujudkan pahala dan amal jariah dalam mengambil sikap politik demi kepentingan orang banyak?. Apa lagi menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada).
INSTINGJURNALIS.com, SINJAI - Tokoh masyarakat Desa Bulutellue Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai, Syamsuddin kembali merefresh diri dan berfikir, bagaimana bisa mewujudkan pahala dan amal jariah dalam mengambil sikap politik demi kepentingan orang banyak?. Apa lagi menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada).

Saat ditanya bagaimana kriteria pemimpin masa depan serta siapa pemimpin yang layak untuk memimpin Sinjai pada periode 2018-2023 mendatang?.

Ia menjawab, Kesuksesan pilkada yang akan digelar pada 27 Juni 2018 mendatang
sejatinya tidaklah hanya diukur dari pelaksanaan dan penetapan hasilnya yang aman dan tidak menimbulkan gejolak, tetapi diukur dari apakah pemilihan tersebut menghasilkan terpilihnya pemimpin yang amanah dan mampu membawa rakyat yang dipimpinnya kepada kesejahteraan lahir dan batin.

Sangat logis menurutnya, sebagai tokoh yang berpengaruh disetiap wilayah harus membuang rasa ego dan hasratnya dulu dan menelisik bahwa siapa manusia dan seperti sosok apa yang harus dijadikan pemimpin.

Syamsuddin lalu menyebutkan bahwa, yang dimaksud itu adalah Andi Seto Gadistha Asapa yang berpasangan dengan Andi Kartini Ottong. Kenapa mesti Andi Seto?

Syamsuddin mengurai, jika dalam politik memilih pemimpin itu hanya kepentingan kelompok dan pribadi yang mendominasi itu menurutnya akan membuahkan sebuah dosa besar.

Kata dia, sosok Andi Seto sudah tidak lagi diragukan untuk memimpin Sinjai, apa lagi dengan gagasan-gagasan yang ditawarkan kepada masyarakat, ketika kelak terpilih jadi Bupati nantinya.

Sebut saja, gagasan yang dimaksud adalah kesehatan gratis Jamkesda Plus yang di programkan pasangan berjargon Sehati itu. Syamsuddin menilai, bahwa program tersebut sangatlah tepat. Karena program itu adalah program yang pro rakyat.

"Seharusnya sudah saatnya kita melakukan revolusi cerdas tanpa harus prontal, sebagai tokoh kita harus memilih salah satu figur yang bisa dipercayakan dengan kriteria yang pantas untuk masyarakat banyak karena itu adalah amanah bagi kita seorang tokoh masyarakat, jangan sampai kita mempengaruhi masyarakat kearah yang sesat," ungkapnya.

Lebih jauh Syamsuddin mengurai, seorang yang mau jadi pemimpin itu haruslah sedikit energik, muda dan memiliki orientasi yang mengedepankan karir dan cerdas dan memiliki jaringan luas untuk kepentingan secara umum.

"Tentu kita harus memilih figur yang memang layak menjadi pemimpin contohnya sederhana saja, kita mengacuh pada undang-undang saja bahwa kenapa PNS itu dibatasi masa kerjanya (pensiun) karena itu merupakan hasil kajian yang ilmiah bahwa jika umur sudah dianggap tua itu sudah tidak efektif dan tenaga dalam dirinya sudah berkurang tentu mempengaruhi daya pikirnya," katanya.

"Jadi jika kita harus memilih untuk rakyat dengan figur yang memiliki orientasi kedepannya lebih baik, karena jika figur kita muda dan pintar tentu berfikirnya bukan hanya sementara dalam mengembang amanah karena karirnya lebih bisa dia kedepankan, maka jika pemimpin kita berfikir logis tentu berusaha bekerja maksimal mungkin untuk dijadikan batu loncatan kejenjang karirnya kedepan baik itu dalam dunia politik," lanjut Syamsuddin.

Syamsuddin mencontohkan, Andi Seto sosoknya yang masih muda sehingga tentu ia memiliki karir yang panjang. Apa lagi menurut Syamsuddin, Andi Seto itu bisa saja buka hanya level bupati namun kedepan ia bisa mengantarkan dirinya ke level Gubernur nantinya.

"Jika memang dia berfikir karir tentu jika beliau terpilih nanti akan bekerja lebih maksimal guna mengantarnya pada karirnya di tingkat Provinsi, olehnya itu jika dia bekerja maksimal otomatis masyarakat yang menikmati hasilnya, begitu logikanya. Inikan menurut saya," ungkapnya lagi.

Secara terpisah, salah satu wirausahawan Muhlis menilai, bahwa apa yang dijabarkan oleh Syamsuddin itu merupakan hasil pemikiran sederhananya.

"Sebagai anak desa karena memang dia itu adalah tokoh masyarakat memiliki karaktet tidak mementingkan dirinya sendiri," ungkap Muhlis (*)

Type above and press Enter to search.