TSMpGUd8BUMoGUMoTSO6TSM7Ti==

Bulog Terancam Tak Bisa Bayar Utang

Bulog Terancam Tak Bisa Bayar Utang
Ilustrasi bulog

Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan lembaga yang dipimpinnya tengah menghadapi permasalahan berat. Perusahaan pelat merah ini tengah seret pendapatannya lantaran cadangan beras miliknya tak bisa terserap pasar.

Karena pendapatannya seret, Bulog terancam tak bisa memenuhi kewajibannya seperti membayar utang. Utang yang dimaksud, digunakan Bulog untuk mengimpor beras penugasan pemerintah.

"Kita dapat penugasan dari negara untuk impor beras contohnya, ini kan beras CBP, tapi yang mengimpor dan membeli Bulog, uangnya pinjam, utangnya Bulog. Ini masalah besar, karena nilainya triliunan dan bunganya komersial. Sedangkan CBP ini tidak bisa kita jual belikan kecuali ada penugasan," ungkap Buwas dalam acara Ngopi BUMN, di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Perlu diketahui, saat ini Bulog memiliki stok beras berupa Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 2,3 juta ton yang di dalamnya terdiri dari 900.000 ton beras eks-impor dari tahun 2018.

"Stok CBP 2,3 juta ton. Masih ada eks-impor tahun lalu sekitar 900.000 ton dari totalnya 1,8 juta ton. 2,3 juta ton itu total CBP saja," terang Buwas.

Sulitnya beras Bulog menembus pasar membuat keuangan perusahaan pelat merah ini terganggu. Bukan hanya untuk bayar utang, tapi juga untuk memenuhi biaya operasional.

Ancaman yang mendera Bulog tentu bukan main-main. Asisten Deputi Usaha Industri Agro dan Farmasi II Kementerian BUMN, Agus Suharyono mengungkap, bunga utang yang harus ditanggung Bulog nilainya cukup besar hingga Rp 10 miliar.

"Bunga itu catatan kami hampir Rp 10 miliar, satu hari. Beliau (Buwas) juga harus menyiapkan 4 ribu karyawan yang tiap hari membutuhkan Rp 6 miliar," tutur Agus.

Permasalahan ini sendiri tengah menjadi sorotan serius Kementerian BUMN, dan tengah dicarikan jalan keluarnya.

Artikel ini telah dimuat detikFinance

Type above and press Enter to search.