 |
| Ketua BK DPRD Sinjai Ambo Tuwo. (Ig/Ambo Tuwo) |
INSTINGJURNALIS.COM - Drama politik Sinjai memasuki babak baru. Setelah Kamrianto (31), anggota DPRD dari Partai Amanat Nasional (PAN), ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pembakaran mobil milik kader Partai Demokrat, kini giliran Badan Kehormatan (BK) DPRD Sinjai yang bersiap menggelar sidang etik.
Kamrianto, wakil rakyat dari daerah pemilihan Sinjai Timur–Tellulimpoe, kini menghadapi ujian ganda, proses hukum di kepolisian dan penilaian etika di internal DPRD. Ketua BK DPRD Sinjai, Ambo Tuwo, mengonfirmasi bahwa surat resmi dari Polres telah diterima melalui pimpinan DPRD.
“Baru tadi sore kami menerima surat dari Polres melalui pimpinan DPRD,” ujar Ambo Tuwo saat dihubungi awak media, Selasa (4/11/2025).
Sebagai sesama legislator, Ambo Tuwo mengaku kecewa. “Terlebih karena yang bersangkutan adalah anggota DPRD. Ini mencoreng lembaga,” tegasnya.
BK DPRD akan menindaklanjuti kasus ini sesuai mekanisme yang diatur dalam Peraturan DPRD tentang Tata Tertib dan Kode Etik. Sidang etik dijadwalkan berlangsung besok, dan hasilnya akan menjadi penentu apakah Kamrianto masih layak menyandang status sebagai wakil rakyat.
“Kami akan bahas pada sidang etik besok. Hasilnya akan kami sampaikan kemudian,” tambah Ambo Tuwo.
Sementara itu, Ketua DPD PAN Sinjai, Mappahakkang, memilih langkah tegas, tidak ada perlindungan bagi kader yang terjerat kasus hukum. “Kami sangat menyayangkan kejadian tersebut,” ujarnya.
Alih-alih membela, Mappahakkang menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat dan keputusan politik kepada struktur partai di atasnya. “Kalau di partai, kami serahkan ke pimpinan kami,” katanya, seolah melempar bara panas ke pusat.
Langkah BK DPRD ini menjadi sorotan tajam publik. Apakah lembaga legislatif Sinjai berani menegakkan etika dan disiplin internal? Atau justru membiarkan kasus ini berlalu tanpa sanksi berarti?
Sidang etik besok bukan sekadar formalitas. Ini adalah ujian integritas DPRD Sinjai di mata masyarakat. Kursi Kamrianto mungkin masih utuh, tapi kepercayaan publik jelas mulai goyah. (*)
Editor : INSTING JURNALIS
- SIMAK BERITA & ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
- BERLANGGANAN DI CHANNEL WHATSAPP
Komentar0