INSTINGJURNALIS.com, SINJAI - Ditengah kegembiraan Pemkab Sinjai mendapatkan predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) karena berhasil menyajikan laporan keuangan, ternyata tercoreng luka pilu nasib warga miskin pulau 9 yang meninggal akibat minimnya fasilitas kesehatan di pulau diwilayah tersebut.
Sungguh ironis warga Kecamatan Pulau sembilan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, disaat dunia medis kabupaten Sinjai berkilau akan prestasi, terselip borok bernanah yang dipolesi make up sedemikian cantik guna menutupi kebobrokan dunia medis Sinjai.
Jauh Sebelum terbentuk menjadi Kecamatan pulau Sembilan, warga sudah harus terbiasa menanggung biaya transportasi guna menyebrangkan Jenazah yang wafat di Rumah Sakit Daerah Sinjai ke masing-masing pulau sampai saat ini.
Salah satu warga Kecamatan Pulau 9 yang bermukim di Desa Harapan Zainuddin, seakan tak percaya ketika Anak semata wayang perempuannya terkulai tak bernafas yang sengaja dibaringkan dipalka kapal berukuran kecil.
Warga kabupaten Sinjai yang tergolong miskin ini, ibaratkan sudah jatuh tertimpa pula, pasalnya, selain kehilangan putrinya, Zainuddin yang kesehariaannya hanya berpenghasilan Rp30-50 ribu sebagai Nelayan pinggiran Pulau dipaksa merogoh kocek sebesar Rp2 juta, guna memulangkan Jenazah putrinya di kediamannya.
"Kejadian seperti dialami Zainuddin sudah terbiasa disini, warga yang tidak memiliki perahu pribadi harus menanggung biaya transportasi penyebrangan Jenazah, sekalipun warga miskin, olehnya itu ketika ada warga miskin berduka kami bahu membahu untuk meringankan beban transportasi Jenazah", Jelas Murlan, keponakan Zainuddin.
Lebih lanjut Murlan mengatakan, di Kecamatan pulau 9 terdapat puskesmas rawat inap 24 jam, bangunan dan fasilitasnya sudah sangat mega, memiliki dua unit speed, bahkan pete-pete (Perahu) guna antar jemput Dokter, bidan dan perawat sehari-hari.
"Disini kami memiliki Puskesmas, dari tahun ke tahun bangunannya selalu di poles hingga elok, mobiler hingga rumah dinas dokter, perawat dan bidan tertata rapi di Desa kami (Harapan), namun kinerja tim medis PKM 9 jauh dari kata memuaskan, bahkan sejak adanya pete-pete jam kerjanya seakan berkurang, Ironisnya ketika kecamatan di Sinjai mendapatkan Mobil Abulance dari pemerintah, kami (masyarakat kecamatan pulau 9) seakan tak dilirik oleh pemerintah Kabupaten Sinjai", ungkapnya.
Kepala Desa Harapan, H.Ambo Sakka, mengatakan, wacana transportasi Jenazah sudah sering kali di sampaikan di Musrembang, mulai dari tingkat Desa Hingga Kecamatan, namun tak mendapat respon.
"musrembang ditingkat Desa maupun Kecamatan selalu saya dengungkan wacana transportasi Jenazah, hal tersebut guna meringankan beban masyarakat Kecamatan pulau 9 yang sedang berduka, namun tak pernah di indahkan dari pihak pemerintah terkait", kata H.Ambo Sakka.
Kecamatan Pulau 9 sendiri terdiri dari Empat Desa, adapun Daftar pemilih tetapnya kurang lebih 3500 jiwa, sebelum menjadi Kecamatan, pulau sembilan mengikut di kelurahan Balannipa kecamatan Sinjai Utara.
Terpisah, pengurus kopel Indonesia, Musaddaq, menuturkan agar pihak pemerintah tidak tutup mata melihat jeritan masyarakat.
"Semoga pemda tidak tuli dan tutup mata melihat realita dan segera perintahkan instansi terkait memprogramkan ambulans laut, saya kira tidak begitu susah memprogramkan, tugu saja yang anggarannya Rp.1,8 M bisa dilakukan,"ujarnya.
(sar/instingjurnalis)
Derita Warga di Pulau 9 Sinjai

Related Article
