TSMpGUd8BUMoGUMoTSO6TSM7Ti==

Proses Kasus Dugaan Korupsi RSUD Tenriawaru Bone Semakin Tidak Jelas, Penyidik Kejaksaan Disinyalir Tertekan, Dirut Dijamin Lolos Dari Jeratan Kasus



INSTINGJURNALIS.COM -Kasus dugaan Korupsi Pada RSUD Bone terkesan lamban dan semakin kabur,penyidik kejaksaan negeri Bone Heru Susanto.SH memilih bungkam saat dikonfirmasi terkait kepastian hukum kasus tersebut.

Melaui pesan WAnya memilih tidak menjawab nampak kompak pihak Direktur RSUD Tenriawaru H.Syahrir memilih menyerahkan seluruhnya tanggapan PERSnya pada Kejaksaan.

Diketahui kasus tersebut sudah berjalan beberapa bulan dan Kejaksaan Negeri Bone sudah memeriksa sejumlah oknum yang terlibat dalam proses kasus itu.


Menanggapi hal tersebut,aktivis Hukum Andi Asrul Amri mengatakan bahwa kemungkinan pihak penyidik mengalami tekanan sehingga kasus ini kesan jalan ditempat


"mungkin saja alami tekanan menyidiknya karena kami nikai ada kesan mengaburan kasus apa lagi obyek dalam kasus ini cukup memiliki harta yang banyak"ungkapnya.


Tak hanya itu,sebelumnya pengadu kasus dugaan korupsi pada tubuh RSUD Bone yang sementara berjalan di Kejaksaan Negeri,Pengadu pernah mengalani tekanan dari sejumlah pihak bahkan hendak didiamkan agar tidak lagi meributkan kasus tersebut,namun saat itu pengadu menyarankan agar penekan yang diduga oknum pilihan Direktur RSUD itu agar mengamankan Kejaksaan.


"kalau sya kita mau amankan silahkan aman kanmiki Kejaksaan dulu karena pihaknya yang proses,dan sembari meniru kalimat penekan,kalau Kejaksaan amanmi asalkan pengadu tidak ribut"(Red)"ungkap pengadu yang dikonfirmasi kendati menyarankan agar namanya disamarkan.


 Sebelumnya salah satu sumber terpercaya yang merupakan pegawai RSUD Bone sendiri yang enggan disebutkan mengatakan, jika hampir setiap tahun RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone merecanakan belanja pengadaan alat kesehatan dengan jumlah pantastis (milliaran Rupiah). 


Menurutnya, setiap proyek pengadaan alkes akan menerima keuntungan yang cukup besar dari pengelolaan anggaran tersebut baik itu ke pihak ketiga ataupun pihak direksi sendiri.


"Hampir setiap tahun itu ada perencanaan pengadaan alkes di RSUD, baik jenis alat elektronik atau manual dan itupun jenis dan merknya seperti siemens, karena disitu Pimpro dan Petinggi (RSUD) dapat untung dari pihak ketiga" ungkapnya.


Kemudian dijelasakan bahwa begitu banyak yang janggal sebenarnya dalam pengelolaan anggaran di RSUD Bone,disebutkan bahwa jangankan bentuk pengadaan Alkes,juga pengadaan oksigen Di Rumah Sakit H20, jenis oksigen yang digunakan umumnya adalah oksigen terkompresi dalam tabung (silinder) dan oksigen cair juga ikut di mark-up.


"jangankan pengadaan alkes, saya kadang berikan nesehat sesama teman di RSUD bilang hati-hati, karena itu saja pengadaan oksigen kadang pesan 30 tabung yang tercatat dan dipertanggung jawabkan kadang hanya 40 tabung, dan hampir begitu terus kondisinya lihat saja gaya hidup Pak Dir, hedon bahkan nyawer dengan jutaan Rupiah terhadap orang lain kadang disalah satu acara" jelasnya sembari tertawa kecut.


Setelah sebelumnya terhimpunnya informasi tersebut kembali sejumlah pihak pegwai RSUD Tenriawaru yang menjelaskan bahwa dugaan korupsi diinternalnya hampir terjadi setiap tahunnya,dia mencontohkan.


Belanja modal hingga puluhan miliar setiap tahunnya baik menggunakan dana internal RSUD buat belanja Alkes pakai habis dan non pakai habis itu disinyalir dipermainkan dengan pihak kontrak perusahaan pengadaan obat khusunya.


Dimana disinyalir setiap belanja alkes pakai habis seperti obat obatan itu kadang kerja sama dengan pihak ketiga untuk up harga agar pihak RSUD dapat keuntungan dengan cara mencari obat yang sudah hampir masa kadaluarsanya agar harga turun dengan spek yang sama kemudian di LPJ menggunakan harga standar.


"contohnya begini,kita kontrak dengan perusahaan obat dan untuk mendapatkan selisih harga itu biasanya beli obat yang jangka waktu kadaluarsanya hampir habis,meskipun sama merk kita tetapkan nota seharga yang sama,tetapi kita pilih waktu kadaluarsanya yang dekat habis agar dapat harga murah meskipun merk dan jenis obatnya sama"ungkap salah satu pegawai RSUD yang tak mau dimediakan namanya.



Penulis : Lukman Sardy

Editor   : INSTING JURNALIS



- SIMAK BERITA & ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS   

- BERLANGGANAN DI CHANNEL WHATSAPP 

Komentar0

Type above and press Enter to search.