INSTINGJURNALIS.COM - Proses hukum kasus dugaan korupsi RSUD Bone di meja penyidik Kejaksaan Negeri kesan masuk angin, memancing puluhan pemuda dan pelajar yang terhimpun mengatas namakan dirinya Aliansi Pemuda Bersatu (A1) gruduk kantor Kejaksaan Negeri Bone.(30-Juni-2025)
Dimotori sejumlah aktivis muda terpelajar gaungkan narasi demokrasi yang dihangatkan dengan kobaran api,menuntut penyidik Kejaksaan Negeri Bone Sulsel (kasi Pidsus) agar serius menangani kasus dugaan korupsi RSUD Bone yang terkatung -katung dimeja penyidik.
"tidak masuk akal, dengan logika hukum yang diterapkan oleh penyidik kejaksaan tekait proses kasus dugaan korupsi RSUD Bone,yang sudah 7 bulan berperoses masih dalam tahap klarifikasi dan tidak serius memeriksa sejumlah oknum yang diduga terlibat konspirasi dalam dugaan korupsi di RSUD Tenriawaru yang disinyalir merugikan keuangan Negara hingga miliyaran"tuntutan korlap Rian Dicky Angreza.
Terpisah dengan lantunan orasi ilmiah Rani yang berapi api dibawa guyuran hujan nampak gerimis di depan pagar Kejaksaan Negeri Bone yang tertutup rapat, dengan pengamanan ketat sejumlah sosok tegak berdiri seakan menggambarkan kekekaran tubuh yang dikemas seragam coklat tua yang anti kritik, salah satu aktivis menuntut penyidik agar serius dan tidak masuk angin memproses kasus dugaan korupsi pada RSUD Tenriawaru Bone.
"kasus dugaan korupsi RSUD yang bergulir di Kejaksaan Negeri Bone sudah cukup lama, namun hingga hari ini, tidak ada titik terang, tidak ada transparansi, dan tidak ada kepastian hukum. Kejaksaan seolah menutup rapat-rapat informasi publik, mengabaikan hak dasar masyarakat untuk mengetahui prosesnya, dan membiarkan keadila terkatung-katung"ungkap Rani dengan suara seraknya.
Mereka menduga mandeknya proses hukum kasus dugaan Korupsi pada RSUD Tenriawaru Bone bukan sekadar kelalaian, tapi bentuk nyata dari krisis integritas institusi penegak hukum,hal tersebut ditegaskan oleh salah satu aktivis yang nampak pesimis dengan sikap penyidik kejaksaan Negeri Bone yang menangani kasus tersebut.
Penulis : Lukman Sardy
Editor : INSTING JURNALIS
- SIMAK BERITA & ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
- BERLANGGANAN DI CHANNEL WHATSAPP
Komentar0