Simulasi RTD Sita Perhatian Warga Lutim
INSTINGJURNALIS.com, LUTIM - Simulasi Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Seri Sungai Larona milik PT. Vale cukup menyita perhatian warga. Dimana dalam simulasi tersebut dipraktekan langsung dilapangan. Telihat sejumlah Warga Masyarakat Luwu Timur panik, khususnya wilayah Kecamatan Malili, Kamis (13/12/18).
Dalam adegan simulasi tersebut, dikarenakan jebolnya Bendungan Seri Sungai Larona miliik PT. Vale yang berada di Balambano Kec. Waspunda, Luwu Timur. Air meluap dan merendam sebagian besar rumah warga, nampak terlihat anak-anak dan ibu hamil serta lansia menjadi korban. Warga yang luka langsung dibawa ke posko bencana untuk mendapatkan perawatan dari tim medis.
Dan beberapa Tim yang bergabungan, yakni PT Vale tim operasi Utilities, tim Balantang Port, Tim SAR Malili, TNI/Polri danTagana Dinsos serta pemerintah Pemkab Luwu Timur lansung sigap menghadapi bencana, yang dipusatkan digedung simprusiang Malili.
Simulasi RTD dilakukan bertujuan memonitor serta panduan dalam mengevaluasi kesiapan PT Vale selaku pemilik bendungan seri Sungai Larona yang berada di Balambano. Dan juga simulasi RTD merupakan bagian dari ketentuan yang diatur dalam Dokumen Panduan RTD Bendungan Seri Sungai Larona yang telah disetujui dan ditandatangani Vale, BBWS-PJ dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur pada Juli 2017.
PT Vale memiliki tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yakni Larona (1978), Balambano (1999) dan Karebbe (2011) dengan total tenaga listrik dihasilkan sebesar 365 megawatt di aliran Sungai Larona untuk mendukung operasi Perusahaan.
PT Vale juga telah mengantongi Izin Operasi berdasarkan rekomendasi Komisi Keamanan Bendungan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 72/PRT/1997 tentang Keamanan Bendungan, serta dilengkapi sejumlah dokumen perizinan. Sebagai antisipasi terjadinya keadaan darurat, Vale telah melakukan studi dan konsultasi penerapan RTD. PT Vale juga melakukan inspeksi rutin terhadap ketiga bendungannya sesuai standar yang diatur oleh regulasi.
“Bendungan-bendungan PT Vale saat ini dalam kondisi baik dan aman, dan selalu dipantau kondisinya oleh Komisi Bendungan. Namun simulasi implementasi RTD ini perlu dilakukan untuk menumbuhkan pemahaman dan kesiapsiagaan PT Vale, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Ini merupakan salah satu tanggung jawab kami dalam mengimplementasi sistem peringatan bencana serta tindakan evakuasi apabila terjadi kondisi darurat. Tujuannya juga untuk membangun koordinasi antara Pemda, BPBD, Vale dan pihak terkait,” ungkap Gunawardana Vinyaman, Director of Communications & External Affairs PT Vale.
PT Vale juga telah mengantisipasi kondisi darurat banjir dengan memasang sistem peringatan banjir yang disebut Flood Warning System (FWS). Sistem peringatan banjir ini akan memberikan peringatan dalam bentuk sirene apabila level ketinggian air sungai dianggap melebihi batas normal atau berpotensi banjir.
(anto/albadru)