 |
| Sumber Ilustrasi: Google |
INSTINGJURNALIS.Com--Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bone, Andi Firdaus membantah adanya penyalahgunaan anggaran paskibraka yang dilakukan pihaknya.
Kata dia, anggaran yang diperuntukkan untuk paskibraka tahun 2019 terbilang kecil. Ia berdalih anggaran sebesar 758 juta tersebut diperuntukkan untuk berbagai item.
"Anggaran paskibraka sedikit, meskipun ada daerah yang lebih sedikit, merekrut paskibraka, tentu dananya tidak sedikit karena mulai ujung kaki sampai ujung rambut kita tanggung dan idealnya anggaran yang dibutuhkan minimal Rp1 miliar," kata Firdaus saat ditemui, Senin (02/09/2019).
Sementara itu, terkait laporan aktifis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bone di Kejaksaan Negeri Watampone yang diduga disalahgunakan oleh pihak Dispora. Firdaus mengatakan. "Kami serahkan sepenuhnya kepada penegak hukum, karena si pelapor mungkin tidak memasukkan semua item-itemnya," lanjut Firdaus.
Ketua PMII Cabang Bone, Sudri S.Sos mengatakan, dugaan mark-up yang dilakukan oleh pihak Dispora cukup berdasar, ia mengatakan anggaran paskibraka di daerah lain termasuk Kab.Sinjai hanya mencapai 500 juta, bahkan menurutnya jumlah peserta paskibrakanya mencapai 70 orang hanya selisih 3 orang dengan Bone.
"Melihat perbandingan anggaran tersebut, berbeda jumlah besaran antaran dua Kabupaten, yakni Sinjai dan Bone terdapat selisih anggaran sebesar 200 juta lebih, jadi wajarlah kita menduga ada oknum yang memanfaatkan anggaran paskib ini untuk kepentingan pribadi," kata Sudri.
Sebelumnya, Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi PMII Bone, melaporkan Dispora Bone ke Kejaksaan, terkait dugaan tindak pidana korupsi mark-up pada kegiatan Paskibraka 2019.
Berdasarkan penelusurannya, ia menemukan dugaan mark-up pada kegiatan Paskibraka 2019, bahkan ia menduga adanya kerugian negara hingga mencapai 250 juta.
(Muhammad Ram)