TSMpGUd8BUMoGUMoTSO6TSM7Ti==

Inovasi Sibantuki Program Pemda Sinjai Dapat Apresiasi, Diharap Mudahkan Pendataan Warga Miskin


INSTINGJURNALIS.Com--Salah satu inovasi yang dirancang menuju satu data kemiskinan oleh Pemerintah Kabupaten Sinjai mendapat apresiasi dari Perbankan dan lembaga zakat yang ada di Kabupaten Sinjai. Inovasi tersebut diberi nama Sinjai Bersatu dan Terintegrasi Tanggulangi Kemiskinan (Sibantuki) nantinya akan memudahkan setiap stakeholder agar tetap sasaran dalam memberikan bantuan.


Pimpinan Bank Sulselbar Cabang Sinjai, Muhammad Anas mengatakan, selain untuk mencari profit, pihaknya ditekankan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui kegiatan sosial. Oleh karena itu, inovasi Sibantuki akan memudahkan mereka dalam menentukan penerima bantuan.


"Kami sangat apresiasi inovasi ini karena akan memudahkan kami mencari data warga miskin sesuai program sosial yang kami laksanakan, apalagi kami memang diarahkan untuk melakukan kegiatan sosial untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat," kuncinya.


Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Sinjai, Irwan Suaib mengatakan kehadiran aplikasi Sibantuki ini akan menyajikan data kemiskinan satu data dan bersumber dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Semua indikator kemiskinan yang menjadi tupoksi OPD akan disajikan dalam aplikasi ini. Misalnya, indikator jamban, sanitasi, air bersih, atau rumah tidak layak, maupun indikator lainnya. 


Sehingga, pihak perbankan maupun lembaga zakat yang memiliki program pengentasan kemiskinan dapat mengakses aplikasi tersebut. "Kalau perbankan atau lembaga zakat punya program bedah rumah, bisa mengakses aplikasi ini, siapa yang layak untuk dibantu, akan ditampilkan kondisi rumah dan titik koordinat rumahnya, begitupun indikator lainnya, bisa dicek langsung di aplikasi," jelas Irwan.


Saat ini, ada enam desa menjadi lokus penerapan aplikasi ini. Seperti, Desa Baru, Lamatti Riawang, Biroro, Palae, Kassii Buleng, dan Sukamaju. Enam desa ini akan menjadi acuan untuk menentukan pola dalam penerapan Sibantuki di desa lainnya.


Irwan Suaib menjelaskan, ada 13 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memiliki tugas untuk mengentaskan kemiskinan. Hanya saja, program yang dilakukan untuk menekan kemiskinan masih jalan sendiri-sendiri. Belum dilakukan secara bersama-sama. Termasuk data kemiskinan yang dimiliki mengalami perbedaan antara satu OPD dengan OPD lainnya. 


Meski demikian, angka kemiskinan mengalami penurunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2018 berada pada angka 9,28 persen. Lalu turun pada tahun 2019 pada posisi 9,14 persen. Kemudian, tahun 2020 kembali turun pada angka 9,00 persen. Sementara tahun 2021 berada di posisi 8,84 persen.


"Kita masih bekerja masing-masing tapi angka kemiskinan mampu kita tekan, bagaimana kalau bekerja kolaboratif, satu data, kita optimis bisa tekan secara drastis, seperti itu arahan Bapak Bupati," ungkap Irwan, Sabtu, (10/9/2022).


Diketahui, kegiatan tersebut mengahdirkan pihak perbankan, seperti Bank Sulselbar, BRI, BNI, dan Mandiri. Hadir pula Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Sinjai.

Komentar0

Type above and press Enter to search.