 |
| Galeazzo Ciano |
INSTINGJURNALIS.COM - Waspada terhadap sikap antiperangnya yang semakin meningkat, Benito Mussolini mencopot Count Galeazzo Ciano, menantunya, sebagai kepala kementerian luar negeri Italia dan mengambil alih tugas itu sendiri.
Ciano telah setia pada tujuan fasis sejak awal, setelah mengambil bagian dalam pawai di Roma pada tahun 1922, yang menandai kenaikan kekuasaan Kaus Hitam di Italia. Dia lulus dari Universitas Roma dengan gelar sarjana hukum, dan kemudian bekerja sebagai jurnalis.
Segera setelah itu ia memulai karir di korps diplomatik Italia, bekerja sebagai konsul jenderal di Tiongkok. Dia menikahi putri Mussolini, Edda, pada tahun 1930; dari sana tangga politik naik dengan cepat: dari kepala biro pers menjadi anggota Dewan Agung Fasis, lingkaran penasihat dalam Mussolini.
Ciano melakukan serangan bom terhadap Ethiopia pada tahun 1935-36 dan diangkat menjadi menteri luar negeri sekembalinya ke Roma. Baik karena pengalamannya dalam urusan luar negeri maupun hubungan pribadinya dengan Duce, Ciano menjadi tangan kanan Mussolini dan kemungkinan penerusnya.
Ciano-lah yang mempromosikan aliansi Italia dengan Jerman, meskipun Mussolini sebenarnya menghina Hitler. Ciano mulai mencurigai kesetiaan Fuhrer terhadap "Pakta Baja"—sebuah istilah yang digunakan Mussolini untuk menggambarkan aliansi antara Jerman dan Italia—ketika Jerman menginvasi Polandia tanpa berkonsultasi dengan mitra Porosnya, meskipun ada kesepakatan yang bertentangan yang dibuat Ciano dengan rekan Jermannya. , Joachim von Ribbentrop.
Terlepas dari kekhawatirannya tentang kesetiaan Jerman, dia merasa bahwa Italia akan mendapat untung besar dari aliansi dengan "pihak yang menang", jadi ketika Prancis jatuh ke tangan Jerman,
Setelah kekalahan yang memalukan di Yunani dan Afrika Utara, Ciano mulai memperdebatkan kesepakatan damai dengan Sekutu. Mussolini menganggap ini pecundang–dan memberhentikannya sebagai menteri luar negeri, mengambil alih kantor itu sendiri.
Ciano menjadi duta besar untuk Vatikan sampai dia dan anggota Dewan Agung lainnya akhirnya menyingkirkan Mussolini dari kekuasaan pada Juli 1943. Mussolini tidak pernah memaafkan menantu laki-lakinya atas apa yang kemudian dia anggap sebagai pengkhianatan.
Ciano segera melarikan diri dari Roma ke utara ketika pemerintah sementara yang baru mulai mempersiapkan tuduhan penggelapan terhadapnya. Ciano tanpa disadari melarikan diri ke pelukan pasukan pro-fasis di Italia utara dan didakwa melakukan pengkhianatan. Ia dieksekusi pada 11 Januari 1944 atas perintah ayah mertuanya—Mussolini dilantik dalam pemerintahan boneka yang didirikan oleh Jerman.
- GABUNG BERSAMA INSTING JURNALIS COMMUNITY
Komentar0