TSMpGUd8BUMoGUMoTSO6TSM7Ti==

Bercermin Pada Kaca yang Retak

INSTINGJURNALI.com - Suatu makna kata bercermin, suatu proses melihat diri pada kaca yang tidak merubah wujudnya (eksistensinya). Bercermin pada sesuatu yang tidak utuh tentu tidak menampilkan sesuatu yang utuh pula.

Bagaimana dengan pada posisi cermin yang retak, ? jawabannya adalah akan wujud yang tidak stabil bahkan obyek yang terlihat akan mengalami diseksistensi (diri yang tak sempurna).

Fenomena sosial kadang kita melihat pada obyeknya, namun eksistensinya sulit kita temukan, sebab ada variabel lain yang menjadikannya berbeda dengan kebenaran yang dirumuskan. Mungkin beginilah positivis memandangnya. Dan akan berbeda pada kajian fenomenologi sebagaimana didalihkan oleh Marthin Heiddeger. Dan michel Foucault merespon dengan cara melihat realitas dibalik realitas (episteme).

Karenanya, tidak sedikit fakta sosial yang muncul luput fari tafsiran sosial. Yah, cara pandang pemikir konservatif begitula adanya. Menerima kenyataan sebagai takdir. Hidup berbangsa adalah satu dari sekian banyak "soal-soal takdir" yang ada. Kemerdekaan adalah ujung satu komitment perjuangan "pelepas diri keterkungkungan secara politis.

Saat ini kita disibukkan dengan berbagai wacana seputar intoleransi, kebhinnekaan, tumor dalam perspektif politis, parpol yang sedikit "baper", pecat memecat serta isu fitnah dan saling menggembosi satu sama lain. Belum lagi isu pengaruh ideologi luar yang memberi dampak secara psikologi bagi kehidupan berbangsa.

Yang dangat mengherankan bagi kita adalah kecendrungan berideologi diluar dari kearifan lokal, fanatisme, menggiring pada pembentukan opini publik. Ada satu fenomena kritis yang dihadapi bangsa ini "keridakpercayaan" terhadap ideologi negara sendiri. Bukankah itu adalah cara bercermin dikaca yang retak ? merasa berbangsa tapi tak berbangsa.

Kehidupan paradoks menyebabkan pada akhirnya kita latah berbangsa, sikap penuh kecurigaan, ambigu kekuasaan, adalah hasrat-hasrat yang dibangun diatas keretakan bersikap dan berfikir. Karenanya, berkaca pada ideologi negara, maka sudah bisa dipastikan maka wajah kebangsaan akan nampak dicermin wajah generasi berikutnya.

Sebab cermin bukanlah sebatas bercermin, namun esensinya agar kita mampu menakar kemampuan, integritas, serta nilai kejuangan dalam kehidupan bernegara.

Oleh : Saifuddin Almughniy

Type above and press Enter to search.