Kegiatan ini dikemas dalam bentuk diskusi dan pembacaan kasus Acute Coronary Syndrome itu, diikuti 19 dokter Puskemas di sembilan Kecamatan.
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Dinkes Sinjai, dr. Fatmawati mengatakan simposium mini tersebut bertujuan untuk menambah pengetahuan para dokter di masing-masing Puskesmas agar lebih bisa membedakan gangguan-gangguan atau gejala-gejala dari penyakit jantung itu sendiri.
"Kami harap dengan adanya kegiatan ini teman-teman di Puskesmas bisa mendeteksi lebih awal atau lebih dini tentang gangguan jantung dan penatalaksanaan lebih cepat," katanya.
Hadir sebagai pemateri dr. Sumarni Sp JP, FIHA, anggota kelompok kerja (POKJA) Acute Cardiovasculer Care PERKI Makassar.
Dalam materinya, ia berharap dengan upaya PERKI Makassar yang lebih aktif datang ke daerah-daerah menerangkan tentang sindrom koroner akut, maka setidaknya keterlambatan pasien, EMS dan seterusnya bisa diminimalisir agar nantinya lebih banyak jiwa yang tertolong.
Mengingat penyakit sindrom koroner akut adalah salah satu penyakit yang sangat mematikan. (*)
Editor : Ardy