TSMpGUd8BUMoGUMoTSO6TSM7Ti==

Aliyah Sambangi Produksi Abon Ikan di Selayar

Produksi Abon Ikan Selayar
INSTINGJURNALIS.com, SELAYAR - Anggota DPR RI komisi IX, Aliyah Mustika Ilham, menyambangi sentra pembuatan abon ikan di Desa Mekar Sari, Kecamatan Buki, Kepulauan Selayar, Minggu, (27/8/2017).

Legislator yang membidangi tenaga kerja ini menuturkan alasan dirinya menyambangi sentra pembuatan abon tersebut. Berawal dari ketertarikan terhadap rasa abon ikan produksi kepulauan Selayar, membuatnya penasaran untuk mencari tahu.

Kabar yang ia dapat, abon tersebut diproduksi oleh sejumlah perempuan pesisir dalam kelompok usaha bersama.

 "Rasanya enak, makanya pas kami ke Selayar, saya bilang ke teman-teman tolong cari tahu dimana dibuat ini (abon), saya mau singgah," kata Aliyah.

Sekitar dua jam lebih Aliyah habiskan waktu mengamati proses pembuatan abon di dua tempat yang jaraknya berdekatan di lokasi tersebut, sekaligus berdialog di bawah kolong rumah bersama sejumlah pembuat abon.

Legislator fraksi partai Demokrat ini mengapresiasi potensi usaha pemanfaatan hasil laut menjadi olahan bernilai ekonomis oleh perempuan pesisir Kepulauan Selayar.

"Selayar ini miliki potensi sumber daya laut yang bagus. Keunggulan ini harus dimanfaatkan dengan baik sebagai sumber mata pencaharian dan menciptakan lapangan kerja, makanya kita harus pacu ini," ujarnya.

Sebagai keterwakilan perempuan di DPR RI, ia mengaku tertantang untuk mengoptimalkan potensi perempuan dalam membangun kesejehteraan keluarga.

"Makanya saya minta ditemani kesini oleh beberapa teman-teman anggota DPRD Selayar, biar kita sama-sama tahu dan lahir cara optimalkan potensi ini," ujarnya.

Turut mendampingi Aliyah, Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Sulsel, Muhammad Guntur, tiga anggota DPRD Kepulauan Selayar fraksi Partai Demokrat, Wahyudi Nasir Leha, Andi Mahmud dan Muhammad Syukri.

Sementara itu, Ketua kelompok produksi abon ikan Kembang Dahlia, Rosminah, mengatakan, kelompoknya beranggotakan 10 orang. Produksi abon dilakukannya seminggu sekali.

Dalam sebulan dapat memproduksi minimal 85 kg. Jumlah yang diproduksi juga bergantung pada hasil tangkapan ikan.

"Kalau banyak dan besar-besar ikannya banyak juga abon yang kita bikin," ungkapnya.

Bahkan, abon ikan tuna miliknya diminati hingga negara Korea Selatan. Namun pihaknya enggan menjual dalam jumlah besar, pasalnya abon hasil produksi kelompoknya bebas dari bahan pengawet dan hanya bertahan maksimal Tiga bulan, sehingga ditakutkan dalam proses distribusi yang panjang akan kadaluarsa.
.
"Syukurmi ini bu, kerja dengan jujur dan karena usaha ini bisami saya kasih sekolah anakku," ujarnya tersenyum.

Laporan : Dika

Type above and press Enter to search.