TSMpGUd8BUMoGUMoTSO6TSM7Ti==

Politisi Partai Demokrat Minta Gerindra Bongkar Penumpang Gelap di Pilpres 2019

Jansen Sitindoan, Politisi Partai Demokrat
INSTINGJURNALIS.Com--Politisi Partai Demokrat meminta Gerindra mengungkap secara terbuka ke publik kelompok yang dianggap sebagai penumpang gelap pada Pilpres lalu seperti yang disebut Politikus Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

"Apa penumpang gelap itu yg memprovokasi menang 62%? Trus turun lagi jadi 54%? Apa itu maksudnya bang @Don_dasco? Jangan simpang siur begini. Sampaikan aja terang benderang. Karena awalnya kalian sendiri yang percaya angka itu. Bahkan pak @prabowo sendiri konpres & bersujud atas angka itu," cicit Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon melalui akun Twitter @jansen_jsp, Minggu (11/08/2019).

Kata Jansen, hal itu penting dibuat jelas agar masyarakat tidak bertanya-tanya atau saling mencurigai antara kelompok.

"Saya bertanya agar tidak simpang siur. Jangan hanya karena ingin berkoalisi jadi pakai narasi penumpang gelaplah, ada kelompok ingin Indonesia chaos lah. Padahal itu kan hanya alasan pembenaran saja terhadap manuvernya. Jikapun misalnya benar kelompok itu ada dulu kan mereka percaya!" lanjut Jansen.

Dalam sebuah diskusi, beberapa waktu lalu, di Jakarta, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad berkisah soal ada penumpang gelap pada Pilpres 2019 yang kerap menyudutkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gerindra.

Kelompok itu, kata Dasco, sempat memanasi Prabowo agar mengorbankan para pendukungnya guna membuat negara rusuh.

Tetapi, menurut Dasco, Prabowo punya cara lain, strategi yang mengagetkan penumpang gelap tersebut.

"Prabowo jenderal perang. Dia sudah baca dalam situasi terakhir. Dia sudah bilang sama kita kalau kita diadu terus, kita terus dikorbankan," kata Dasco.

Hal inilah yang juga kata Dasco membuat Prabowo menyepkati rekonsiliasi dengan mengawalinya dari pertemuan dia bersama Joko Widodo lalu dilanjutkan dengan pertemuan dengan Megawati Soekarnoputri.

Redaksi

Type above and press Enter to search.