INSTINGJURNALIS.COM - Anggota DPRD Sulawesi Selatan, Rahman Pina, siap berkompetisi dalam Pilwali Makassar yang akan digelar pada 27 November. Ketua Fraksi Golkar Sulsel ini menyatakan akan bersaing dengan Ketua DPD II Golkar Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), untuk mendapatkan rekomendasi dari Partai Golkar dalam pilkada serentak 2024.
Rahman Pina, yang akrab disapa RP, telah mulai menyebarkan alat peraga kampanye dengan slogan 'Bukan Coba-coba'. “Tunggu saja, pasti ada kejutan baru. Insya Allah besok saya informasikan,” kata RP seperti dikutip dari KabarMakassar.com pada Rabu (15/5).
Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Sulsel ini menegaskan bahwa dirinya tetap optimis meski harus bersaing dengan Munafri Arifuddin untuk mendapatkan tiket dari Golkar dalam Pilwalkot Makassar. Ia bahkan mengklaim tren elektabilitasnya terus naik.
“Pada akhirnya, kami akan saling mendukung. Pak Appi sudah dua kali bertarung, tentu dari sisi popularitas tidak mungkin saya bisa kalahkan dalam waktu singkat,” ujarnya. “Namun, jika tren keinginan publik kepada saya terus meningkat seperti sekarang, kami akan berdiskusi di akhir, siapa yang lebih siap bertarung,” tambah anggota DPRD Sulsel terpilih hasil pemilu 2024 ini.
Terkait alat peraga kampanye yang tersebar di beberapa ruas jalan di Makassar, Rahman Pina mengakui bahwa itu merupakan kreativitas para relawannya. Ia menjelaskan bahwa para relawannya sengaja tidak menampilkan foto agar tampil beda dengan alat peraga calon wali kota lainnya.
“Saya sempat tanya kepada mereka (relawan), mengapa tidak pakai foto. Mereka menjawab bahwa itu sudah terlalu umum, jalan-jalan sudah seperti arena lomba senyum pepsodent, dari pileg hingga pilkada. Beragam senyum ditampilkan dengan pose berbeda. Kami muncul dengan konsep berbeda, saya maklum,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa slogan ‘Bukan Coba-coba’ merupakan ide dari tim kreatifnya. Slogan ini menggambarkan fenomena kandidat di pileg dan pilkada yang banyak sekadar coba-coba. “Banyak yang ikut pileg, ikut pilkada, kurang perhitungan, kurang analisa, sekadar ikut meramaikan. Nanti gagal baru sadar bahwa ternyata ongkos kegagalan event politik itu sangat mahal,” katanya.
“Dalam kamus saya, setiap pertarungan politik harus kita menangkan, tidak sekadar numpang lewat atau ikut-ikutan ingin populer. Yang terpenting, selalu ada edukasi bagi para politisi muda sebagai referensi,” tandasnya.
Editor : INSTING JURNALIS
- SIMAK BERITA & ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
- BERLANGGANAN DI CHANNEL WHATSAPP
Komentar0