INSTINGJURNALIS.COM - Salah satu bakal calon kandidat Bupati Sinjai H.Muzayyin Arief beberkan peran Gen Z terhadap pertumbuhan dan masa depan ekonomi lokal untuk Sinjai.
Disela Peristirahaannya yang sibuk sosialisasi dibeberapa wilayah pelosok Kabupaten Sinjai dijelaskan bahwa melihat kondisi di Bumi Panrita Kitta begitu banyak potensi sumber daya lokal bisa dimanfaatkan untuk tingkatkan sektor perekonomian.
Seperti untuk meningkatkan daya beli dan pendapatan masa depan publik tentu melibatkan enerasi muda dalam proses kemandirian usaha agar dapat menciptakan lapangan kerja itu sendiri.
"untuk menggerakkan roda perekonomian melalui semua sektor, mulai dari pelaku UMKM kita hrus libatkan generasi muda,apalagi saat ini transaksi daring kebanyakan dipelopori dan dilakukan oleh kalangan Generasi Z. Generasi Z memiliki peran besar dalam perkembangan ekonomi karena lebih cakap dalam menggunakan teknologi"ungkap Cendikiawan muda ini.
Kemudian dijelsakan lagi Generasi Z adalah generasi yang lahir tahun 1996 hingga 2012 yang saat ini berumur 11-26 tahun. Generasi ini akrab dengan teknologi informasi dan internet, sendi atau nafas kehidupan Generasi Z, sehingga dikenal sebagai iGeneration.
"sekarang kita harus lebih jeli melihat peluang sektoe lokal khususnya di Sinjai, karena pengalaman saya apa yang mendasari memiliki ketertarikan yang kuat dengan tema wirausaha? Alasan terbesarnya adalah karena dia membangun kariernya pun dari dunia usaha, dari kecil-kecilan hingga menjadi besar dan lebih dapar mendiri"ungkapnya.
Diketahui bahwa sosok H.Muzayyin Arif sebelum dikenal sebagai politisi, Muzayyin memang telah lebih dulu membangun kemandirian sebagai pengusaha. Saat masih kuliah di Jakarta, pria kelahiran 24 April 1982 itu mulai memproduksi dan menjual mainan hingga alat peraga permainan. Dari usaha rintisan hingga terus membesar menjadi perusahaan dengan omzet fantastis.
Namun, mungkin belum banyak juga yang tahu. Muzayyin saat menempuh pendidikan khususnya di Australia pada 2013, juga mendirikan bisnis di sana. Bisnis yang unik sebab dia membuka warung coto pertama di Negeri Kanguru itu.
Muzayyin yang kala itu tengah menjalani pendidikan di Griffit University, Sidney, pada usia yang masih 31 tahun, membuka restoran bernama Lontara. Nama restoran tersebut diambil dari aksara Bugis-Makassar.
Warung cotonya itu berlokasi tak jauh dari kampusnya. Dia begitu bergairah karena ingin makanan khas Sulsel itu bisa sejajar dengan makanan asal negara lain seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia yang sudah ada di Australia.
"Saya ingin coto bisa terkenal seperti tom yam dari Thailand, laksa dari Singapura, atau nasi lemak asal Malaysia,’’ ujarnya.
Selain itu, tentu saja untuk mengobati rasa rindu sejumlah warga Sulsel dan Indonesia pada umumnya yang ada di Australia. Saat itu, warga Indonesia yang bermukim di Sidney sekitar 4.000 orang. Kebanyakan adalah para mahasiswa yang sedang menyelesaikan studi dan tenaga kerja Indonesia.
Muzayyin membangun usahanya itu tidak sendiri. Melainkan berkolaborasi dengan beberapa orang asal Indonesia yang bermukim di Sidney.
Pengalaman entrepreneurship itu juga yang menurut Muzayyin coba ditularkannya kepada anak-anak muda Sinjai. Menurut dia, syarat pemuda untuk maju cukup simpel. Mereka hanya perlu berkreasi dan berkarya secara nyata, mengambil peran aktif.
Penulis : Fauzan
Editor : INSTING JURNALIS
- SIMAK BERITA & ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
- BERLANGGANAN DI CHANNEL WHATSAPP
Komentar0